SMAN 1 Sukawati patut berbangga atas torehan prestasi 4 siswa yang mewakili dalam ajang bergengsi di bidang akademis yaitu Olimpiade Sains Kabupaten (OSP). Mereka yang berjuang habis-habisan demi panji SMAN 1 Sukawati adalah, Ni Putu Sartya Putri Savitri kelas XI MIPA6 Peringkat 1 mapel Fisika, I Wayan Adhi Surya Gemilang kelas X MIPA4 Peringkat 1 mapel Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), I Kadek Wahyu Aditya Permana kelas X MIPA2 Peringkat 1 mapel Geografi, dan I Kadek Hendra Mahardika kelas X IIS3 Peringkat 3 mapel Kebumian. Keempat siswa terbaik Suksma ini akan berlaga di tingkat provinsi untuk mandapat tiket mewakili Bali ketingkat nasional.
Prestasi gemilang yang diukir siswa terbaik Suksma tentu melalui persiapan dan perjuangan yang sangat panjang dan disertai doa oleh semua warga besar SMAN1 Sukawati. Persiapan yang dimaksud adalah sistem pembinaan Olimpiade Sains Nasional/OSN dan motivasi dari siswa sendiri. Kombinasi kedua faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan siswa dalam meraih prestasi puncak dalam bidang akademis.
Sistem Pembinaan OSN di SMAN 1 Sukawati
Sangat disadari bahwa Olimpiade Sains Nasional/OSN merupakan ajang pembuktian puncak kemampuan siswa di bidang akademis. oleh karena itu SMAN1 Sukawati menyiapkan wadah pembinaan khusus siswa-siswi yang mempunyai minat dan kemampuan di bidang akademis, wadah tersebut diberi nama “TIM OSN SUKSMA”. Berikut akan dijelaskan secara singkat bagaimana proses pembiaan OSN di SMAN 1 Sukawati.
1.Proses rekrutmen
Proses rekrutmen anggota yang benar akan berdampak terhadap proses pembinaan dan berujung pada capaian hasil yang maksimal. Rekrutmen diawali dengan pengisian formulir bakat/minat. Pada formulir ini siwa yang berminat masuk tim OSN Suksma harus mengisi formulir ini dengan mencentang salah satu mapel yang diminati. (ada 9 mapel OSN yaitu: Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Geografi, TIK, Kebumian, Astronomi, dan ekonomi). Formulir ini disosialisasikan di kelas pemula yaitu di kelas X dan tidak diwajibkan. Tujuan dari pengisian formulir ini adalah untuk pemetaan peminat masing-masing mapel. Pada tahap awal ini siswa calon peserta tim OSN Suksma mengukur diri tentang kemampuan unggul yang dimilikinya. Pada tahap ini tergambar seberapa banyak siswa yang berminat pada mapel tertentu.
2. Tes Akademis
Pada tahan pertama baru tergambar sebaran calon peserta OSN berdasarkan peminatan. Tentu untuk menjadi peserta tim OSN Suksma tidak cukup dengan peminatan saja. Maka proses berikutnya, siswa akan dites sesuai dengan mapel pilihannya. Tes yang dibuat berorientasi pada soal-soal OSN tingkat dasar. Tes dilaksnakan tiga kali. Hasil tes diolah dan dianalisis untuk kemudian ditentukan siapa yang berhak sebagai tim OSN di masing masing mata pelajaran (mapel).
3. Perankingan
Hasil tes siswa yang telah diolah dan dianlisis, selanjutnya disort atau diranking. Dari jumlah nilai terbesar ke yang terkecil. Yang berhak untuk menjadi tim OSN Suksma adalah meraka yang ranking 1 samapai dengan ranking 10 (sepuluh besar) di masing-masing mata pelajaran/mapel. Untuk menjaga objektivitas penyelenggaraan tes, hasil tes siswa diumumkan secara terbuka, baik ditempel ditempat-tempat umum maupun diunggah di web sekolah. hasil tes siswa yang ranking 1 sampai dengan 10 itu disandingkan dengan data pilihan berdasarkan peminatan. Idelanya tim OSN itu antara hasil tes sejalan dengan pilihan atau peminatan siswa . Dengan demikian minat siswa berkorelasi dengan hasil tes.
Sementara siswa yang tidak tergabung dalam tim OSN, mereka disediakan wadah khusus untuk pendalaman materi pilihannya dengan nama “SIGMA” (siswa gemar mata pelajaran). Proses pembinaan tim OSN dan SIGMA sama, cuma kelompoknya yang berbeda.
4. Proses Pembinaan.
Pembina OSN dan SIGMA adalah guru-guru SMA N 1 Sukawati dan juga beberapa pembina dari luar yang berkompetensi. Proses pembinaan mengacu pada kisi-kisi OSN. Sebelum proses pembinaan dimulai baik siswa dan pembina menyepakati kisi-kisi OSN yang dijadikan dasar pembinaan. Pembinaan lebih diarahkan pada pemecahan maslah dan diskusi. Siswa sebelum ketempat pembinaan mengidentifikasi masalah serta menandai bagian-bagian yang perlu didiskusikan dengan pembina dalam proses pembinaan. Sehingga proses pembinaan betul-betul memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
Pembinaan dilaksanakan dua kali dalam seminggu dengan durasi waktu 120 menit (dua jam). Secara periodik oleh pembina dilakuakan evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan materi sekaligus pemetaan awal terhadap peserta. Sebulan menjelang lomba prekuensi ditingkatkan dari dua kali seminggu menjadi tiga kali dalam semingggu.
5. Penentuan Peserta Lomba
Penentuan peserta lomba ditentukan dengan sangat transparan yang berbasiskan pada objektivitas hasil tes. Dua minggu menjelang lomba setiap pembina menyelenggarakan evaluasi akhir dan hasilnya diakumulasikan dengan nilai-nilai sebelumnya untuk kemudian dicari tiga besar yang sekaligus menjadi duta Suksma dalam lomba-lomba OSN mulai dari tingkat kabupaten, provinsi. Tiga orang dari masing-masing mata pelajaran/mapel 3 X 9 = 27 orang siswa dimohonkan dispensi untuk tidak belajar di kelas,dan selanjutnya mereka memfokuskan diri untuk belajar mandiri di perpustakaan.
6. Motivasi Peserta
Keberhasilan dalam suatu usaha sangat ditentukan oleh motivasi atau keinginan yang kuat untuk sukses (motivasi untuk berprestasi). Demikian juga dalam rekrutmen peserta tim OSN Suksma juga memperhatikan hal ini. Sepuluh besar siswa yang tergabung dalam pembinaan OSN dapat dipastikan adalah siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi, karena rata-rata meraka datang dari lima besar masing-masing kelas.
Demikian sekilas proses pembinaan Olimpiade Sains Nasional/OSN di SMAN 1 Sukawati. Proses ini sekaligus memasktikan bahwa SMAN 1 Sukawati sangat perhatian terhadap kemajuan di bidang akademis. proses ini juga merupakan pengaktualisasian dari visi SMAN1 Sukawati yaitu “Unggul dalam Prestasi dan Disiplin Berwawasan Lingkungan, Berpijak pada Budaya Bali dan Karakter Bangsa”.
Oleh ; Drs. I Nyoman Putra, M.Pd