Suksma Journey – MKKS Provinsi Jambi kini berkunjung ke SMA Negeri 1 Sukawati pada Rabu, 4 Oktober 2023. MKKS merupakan singkatan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah yang di mana MKKS ialah wadah perkumpulan seluruh kepala sekolah di dalam suatu kabupaten yang nanti dapat berdiskusi, berbagi pengalaman tentang apa yang dilakukan di sekolah dalam satuan pendidikannya masing-masing. Kunjungan ini dihadiri oleh berbagai kepala sekolah di seluruh Provinsi Jambi, di antaranya yakni SMA Negeri 1 Batanghari, SMA Negeri 6 Batanghari, dan sekolah lainnya.
Kedatangan ini disambut baik oleh seluruh warga SMA Negeri 1 Sukawati dan dihadiri langsung oleh Bapak Kepala sekolah SMA Negeri 1 Sukawati. Kegiatan tersebut meliputi penyampaian program kerja tahunan oleh SMA Negeri 1 Sukawati, Penjelasan tentang berbagai fasilitas dan infrastruktur yang ada, tur berkeliling lingkungan di dalam sekolah, hingga serah terima cinderamata sebagai ungkapan kolaborasi. Alfaqihi selaku Kepala Pelaksana MKKS yang merupakan Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Batanghari mengungkapkan terkait berbagai alasan dan tujuan melakukan kunjungan ke SMA Negeri 1 Sukawati. Alfaqihi mengatakan bahwa Provinsi Bali merupakan daerah dengan culture atau adat istiadat yang masih terkenal akan kekentalannya walau bersinggungan langsung dengan pengaruh globalisasi di era ini. Serta sekolah SMA Negeri 1 Sukawati ialah salah satu sekolah rekomendasi dari 16 sekolah yang terpilih untuk melakukan kunjungan MKKS.
Mus Muliyadi, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Batanghari ikut memberikan kesan dan pesannya terhadap SMA Negeri 1 Sukawati. “Yang pertama, kami sangat bangga sangat bahagia sampai di SMA N 1 Sukawati, dan seperti pantun yang dibacakan bahwa sekolah ini sangat luar biasa, sekolah besar dengan fasilitas yang sudah cukup baik. Harapannya adalah untuk anak-anak semua untuk ukir terus prestasinya supaya masa depan jauh lebih baik,” ujarnya. Diakhir diisi dengan pantun yang dilantunkan oleh Bapak Alfaiqihi sebagai ungkapan perpisahan dalam kunjungan ini.
“Pohon Pinang bersanding kuini,
Dibawa pohon ada perigi,
Kami senang hadir disini,
Berat rasanya mau pergi.” (tih, hst)