Suksma Journey - Perayaan Bulan Bahasa Bali VI kembali dibuka pada Kamis, 22 Februari 2024 dengan mengusung tema “Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga”. Pembukaan Bulan Bahasa Bali VI dilaksanakan di GOR SMA Negeri 1 Sukawati yang dihadiri oleh Kepala SMAN 1 Sukawati, para guru, serta siswa/i kelas X dan XI. 
“Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga” memiliki makna bahwa Bulan Bahasa Bali merupakan altar pemulihan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai sumber kebenaran, kebijaksanaan, serta cinta kasih untuk memperkuat jati diri krama Bali. Tema perayaan Bulan Bahasa Bali dari tahun ke tahun tentunya memiliki suatu perbedaan, tetapi tetap bertujuan untuk melestarikan adat istiadat dan budaya Bali. Perayaan Bulan Bahasa kali ini diadakan beberapa lomba yang menarik, yaitu Dharma Wacana, membuat miniatur ogoh-ogoh, megenjekan, serta nyurat lontar. Namun, untuk hari pertama hanya diadakan lomba Dharma Wacana dan miniatur ogoh-ogoh.
I Wayan Widia S.Pd, M.Pd selaku kepala sekolah telah membuka perayaan Bulan Bahasa Bali secara resmi. Beliau merasa sangat senang karena hari pertama Bulan Bahasa Bali dilaksanakan pada hari Kamis wuku Sungsang yang dinaungi oleh Dewa Ganesha. Ada pun pesan yang disampaikan untuk Bulan Bahasa Bali kali ini, “Semoga kegiatan Bulan Bahasa Bali ini bermakna dan diterapkan baik di sekolah maupun di masyarakat. Bapak harap agar ke depannya lomba Bulan Bahasa Bali harus ada unsur ilmu teknologinya. Sebab salah satu dari 44 tonggak pembangunan Bali era baru, yaitu menjadikan pulau Bali sebagai pulau yang berilmu teknologi. Nah karena itu, ilmu teknologi juga harus masuk dalam event ini,” ujarnya. 
Putu Jazzon Moreno Udayana atau kerap disapa Jazzon membagikan pengalaman saat mengikuti lomba miniatur ogoh-ogoh bersama 4 anggota timnya. Ia bersama timnya mendapatkan inspirasi dari Banjar Pekandelan, yaitu Sang Kala Buaya. Mereka memutuskan untuk memilih ide tersebut dikarenakan filosofinya yang menarik. Namun, mereka mengaku merasa kesulitan saat mempersiapkan lomba. Mereka menghabiskan waktu selama 9 jam untuk membuat kerangka ogoh-ogoh. Mereka juga mengalami beberapa kesulitan ketika membuat bagian tubuh seperti kepala, tangan, dan kaki ogoh-ogoh serta pada saat penempelan clay dan proses pengecatan. Selama pelaksanaan lomba, mereka merasa tertinggal karena tim lain sudah dalam proses pengecatan sementara mereka masih pada tahap kerangka. Hal ini membuat mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan ogoh-ogoh tersebut. 
Di akhir, mereka juga menyampaikan kesan dan pesan untuk siswa/i Suksma, "Perlombaan tahun ini cukup excited juga karena lombanya lebih bervariasi serta ada tambahan lomba miniatur dan megenjekan. Lomba ini cukup menarik jadi, kami para siswa lebih tertarik untuk mengikuti lombanya. Pesannya, tetap ikuti event ini dengan hal-hal yang positif, terus tabah, dan selalu sabar atas segala lomba yang diberikan oleh sekolah. Apa pun itu hadiahnya kita harus tetap bersyukur dan mengikuti lomba dengan lapang dada.” (ale & acs)
