Suksma Journey – KRISS (Kelompok Remaja Ilmiah SMA Negeri 1 Sukawati) melaksanakan kemah ilmiah setelah vakum selama 2 tahun. Kemah ilmiah berlangsung pada tanggal 7 - 8 Januari 2023 di Desa Kamasan, Klungkung.
Desa Kamasan dipilih menjadi lokasi perkemahan karena memiliki keistimewaan di mana terdapat produksi uang kepeng, wayang khas Desa Kamasan, sanggar tari, dan memiliki pertanian yang cukup stabil. “Kegiatan ini melibatkan Kepala Desa Kamasan, petani Desa Kamasan, pembina, peserta dan SD Negeri 1 Kamasan, di mana kita meminjam tempat di sana untuk melaksanakan kegiatan serta pengerajinan,” ujar I Made Sakha Ananta Wirya atau kerap disapa Sakha selaku ketua panitia.
Tujuan diadakannya kemah ilmiah adalah memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk melakukan penelitian kepada masyarakat, mencari masalah serta menemukan potensi di suatu daerah. Lalu dapat berlatih metode KIR seperti melakukan observasi dan menyiapkan pertanyaan yang berbobot sehingga mendukung data-data yang ingin diperoleh.
Rangkaian acara kemah ilmiah hari pertama diawali dengan persembahyangan, pembukaan acara kemah ilmiah, penelitian, dan menyusun KTI (karya tulis ilmiah). Dilanjutkan kegiatan outbond pada hari kedua.
Sakha memaparkan persiapan acara kemah ilmiah, “Dimulai dari pembentukan panitia, selanjutnya panitia inti langsung membuat berkas-berkas dan panitia yang sudah terbentuk akan dibagi lagi untuk survei tempat yang dilakukan selama 2 hari, ada 6 daerah yang kita survei saat itu,”
Sri Vania Supiarta, salah satu peserta kemah ilmiah mengungkapkan persiapannya, “Yang saya persiapkan baju, alat-alat untuk kemah dan laptop untuk menyusun KTI.” ungkapnya.
Waktu yang singkat untuk melakukan persiapan, tentu ada kendala yang dilalui dalam kemah ilmiah tahun ini. “Karena kemah ilmiah ini cukup dadakan jadi untuk pembuatan berkas terburu-buru sehingga ada misinformasi dengan beberapa pihak di sana,” tutur Sakha.
I Kadek Tangkas Mas Wardiana Putra sebagai Ketua KRISS juga memberi pesan dan kesannya bahwa ia merasa senang dan seru tetapi pasti ada lelahnya juga, semoga panitia kemah untuk tahun selanjutnya bisa lebih baik lagi daripada ini.
Pembina KRISS, Anak Agung Lilyk Cahyani turut mengutarakan harapannya. “Harapannya anak-anak KIR sudah memiliki pengalaman bagaimana teknik mencari data, menyusunnya, dan mempresentasikan hasil karyanya. Diharapkan juga dengan pengalaman ini mereka bisa membuat karya tulis ilmiah yang nantinya jika ada perlombaan, mereka mudah untuk mencari ide-ide dan merealisasikannya dalam bentuk karya tulis ilmiah.” (ana & lix)
