Berdasarkan pernyataan Gubernur Bali, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan berjalan kondusif dengan kapasitas 50% sampai 100% di sejumlah SMA/SMK/SLB se-Bali yang digelar mulai awal April 2022. Hal tersebut membuat para guru dan siswa harus beradaptasi dengan suasana lingkungan PTM sekali lagi setelah sempat diberhentikan pada bulan Februari lantaran melonjaknya kasus Covid-19 jenis omicron.
Lonjakan kasus Covid-19 yang tak bisa diperkirakan seakan menjadi wahana roller coaster bagi sistem pembelajaran di seluruh sekolah di Indonesia, termasuk SMA N 1 Sukawati. I Wayan Widia selaku kepala sekolah SMA N 1 Sukawati menuturkan bahwa ia menaruh harapan kepada para siswa agar tidak meremehkan kondisi pandemi di masa sekarang dan tetap menyimak segala sosialisasi mengenai perkembangan Covid-19.
I Made Darma, S.Pd., M.Si, salah satu guru SMA N 1 Sukawati ikut mengakui bahwa ia berharap PTM kali ini dapat berlangsung lebih lama dari yang sebelumnya. “Untuk kedepannya kita berharap masing-masing siswa tetap menjaga dirinya sendiri agar PTM dapat terus berlangsung. Siswa pun juga bisa lebih interaktif dengan gurunya sehingga mereka bisa bertanya langsung apabila menemukan kesulitan dalam pelajaran” terangnya.
Di sisi lain, para siswa terbagi menjadi 2 kelompok. Ada yang berpendapat bahwa mereka lebih nyaman dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) namun ada juga yang berpendapat bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) lebih mengasyikan karena dapat bertemu langsung dengan kawan-kawan.
“Aku suka PTM, soalnya lebih produktif. Dan aku orangnya suka produktif,”ungkap salah seorang siswa kelas X yang akrab disapa Kirana.
Kini dengan persiapan lebih matang, kepala sekolah SMA N 1 Sukawati harapkan kontribusi seluruh siswa dan para guru agar PTM kali ini dapat berjalan dengan lebih lancar dari yang sebelumnya. (ian)